Mohon tunggu...
M Fadli
M Fadli Mohon Tunggu... -

Jim Bulls, Jokam, Parkour, Straight Edge, Reporter, Reader, Writer, Prayer, Loner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persembunyian Iblis Bayangan (C. Auguste Dupin Fan Fiction)

15 Juli 2016   11:46 Diperbarui: 15 Juli 2016   11:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Sedikit perubahan rencana. Itu pun karena ulah temanmu itu. Aku juga tak mengerti akan pesan.Belajar kesalahan dari kasus Surat Yang Dicuri? Padahal tidak ada kemiripan antara kasus itu dengan kejahatan sang Iblis,” maki pimpinan polisi itu dengan suara pelan.

“Lalu dimana dia dan Monsieur Escoffar? Dan mengapa kalian para polisi harus mengawasi kantor kalian sendiri?”

“Mereka berdua sedang di dalam. Entah temanmu yang aneh itu sedang berhalusinasi atau tidak, namun ia meyakinkan separuh pasukan Surete untuk kembali ke markas. Ia yakin bahwa beberapa saat lagi buronan yang kita kejar akan muncul di kantor polisi.”

“Aku benar-benar tak mengerti,” tanyaku keheranan sambil memperhatikan mantel Prefek dan beberapa anak buah lainnya. “Rupanya kalian juga memakai mantel dan setelan berwarna terang. Benar-benar aneh. Apa yang sebenarnya dipikirkannya?”

“Harusnya aku yang bertanya hal itu kepadamu. Ia bukan hanya menyuruh kami memakai baju warna terang, tapi juga para anggota Surete yang menjaga markas Surete,” jawab sang Prefek dengan ketus.

Beberapa menit kemudian merupakan waktu terpanjang dalam hidupku. Menunggu dalam udara malam dingin kota Paris bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Sepertinya hal itu bukan saja dirasakan olehku. Para petugas prefek yang berjumlah kurang dari dua lusin tersebut juga merasakan hal yang sama. Mungkin hanya dedikasi akan pekerjaan yang membuat mereka tetap bertahan mengawasi pintu gerbang markas mereka sendiri. Yang kami lihat hanyalah beberapa masyarakat setempat yang hilir mudik.

Kurasa sudah hampir dua jam lebih aku dan para anggota Surete ini berdiri dalam gelap. Penantian kami yang panjang ini akhirnya menemukan ujungnya. Sebuah bayangan gelap muncul dan mengendap dalam keadaan gelap. Dari arah tempatku berdiri aku tidak bisa melihat secara utuh siapa gerangan bayangan itu. Sosok itu terlihat menggunakan pakaian berwarna hitam dengan sebuah topi tinggi yang menempel di kepalanya. Aku mengenali pakaian itu sebagai seragam para Surete Kepolisian Paris. Yang membuatku berpikir anggota polisi itu bukan datang dari arah jalanan, melainkan dari arah dalam kantor markas Surete.

“Berhenti!”

Sebuah suara lantang terdengar dari arah markas yang diikuti dengan suara peluit yang panjang. Aku sempat melihat sosok berpakaian gelap tersebut tersentak akan suara-suara itu. Sebuah pertanda yang buruk baginya. Dalam sekejap Prefek –G dan semua anggota Surete yang sedari tadi bersembunyi bersamaku bereaksi cepat dan menyerbu ke arahnya. Sosok itu mencoba mencari celah dan memikirkan ke arah mana ia harus meloloskan diri. Namun semua penjuru telah terisi oleh para anggota Surete lainnya. Bahkan Prefek Escoffar muncul dari arah markas Surete. Kini aku menyadari bahwa suara lantang dan tiupan peluit panjang itu berasal darinya. Dalam sekejap, sosok berpakaian gelap itu menyerah karena sudah tidak memiliki pilihan jalan kabur lainnya.

“Anda tak bisa menghindar lagi,” ucap Prefek Escoffar kepada sosok berpakaian polisi itu.

“Siapa dia?” tanyaku keheranan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun