Mohon tunggu...
jemari Kreasi
jemari Kreasi Mohon Tunggu... Psikolog - Para kreator

Kumpulan pemikir yang mengembangkan ide dalam kreasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Jeruk Nipis

1 Oktober 2019   17:28 Diperbarui: 1 Oktober 2019   17:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, maaf ... mencoba menghubungi orang-orang yang mungkin tahu keberadaan ibu, sempat berkeliling juga tapi tak ketemu. Akhirnya dapat telpone dari rumah kalau ibu diantar seseorang, terima kasih, ya!"

"Oiya, tak papa, Pak Heri," jawabku.

"Boleh saya berkunjung ke rumah?"

"Silakan, Pak." Kusebutkan alamat rumah.

**********

Sore ini menjadi sore termanis untuk keluargaku. Mendapat kunjungan dari seorang pejabat pemda plus aku mendapatkan pekerjaan menjadi supir pribadinya.

Rasanya jingga senja saat ini mampu mewakili riang perasaanku. Ringan langkah saat melepas kepergian mobil Pak Heri, memandangnya hingga hilang di tikungan.

"Mas, maaf ya adek sudah marah-marah sama mas." Alunan suara riang yang seharian ini tak kudengar, menelusup indra pendengaranku.

Kutolehkan wajah, mengambil jemari lalu mengecupnya.

"Mas sudah maafkan sejak tadi."

"Adek kira--."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun