"Iya, maaf ... mencoba menghubungi orang-orang yang mungkin tahu keberadaan ibu, sempat berkeliling juga tapi tak ketemu. Akhirnya dapat telpone dari rumah kalau ibu diantar seseorang, terima kasih, ya!"
"Oiya, tak papa, Pak Heri," jawabku.
"Boleh saya berkunjung ke rumah?"
"Silakan, Pak." Kusebutkan alamat rumah.
**********
Sore ini menjadi sore termanis untuk keluargaku. Mendapat kunjungan dari seorang pejabat pemda plus aku mendapatkan pekerjaan menjadi supir pribadinya.
Rasanya jingga senja saat ini mampu mewakili riang perasaanku. Ringan langkah saat melepas kepergian mobil Pak Heri, memandangnya hingga hilang di tikungan.
"Mas, maaf ya adek sudah marah-marah sama mas." Alunan suara riang yang seharian ini tak kudengar, menelusup indra pendengaranku.
Kutolehkan wajah, mengambil jemari lalu mengecupnya.
"Mas sudah maafkan sejak tadi."
"Adek kira--."