Prang. Sriiiiit. Krak krak cdasssss.
Lima orang tewas seketika. kemacetan tidak dapat dihindari dan sebagian orang menggerutu gelisah.
Aku menjemput mereka yang mati.
Mereka tidak bersuara. Masih terkejut karena tiba - tiba jiwa mereka sudah ada di alam lain. Seorang ibu yang hendak ke pelaminan, Â dua orang anak kecil dan supir avansa yang hancur tulang dadanya kena hantam dasboard mobil.
Aku menjemput mereka semua menuju ke alam yang baru.
Tim auditor tampak lesu karena hanya sedikit yang bisa dijemput hari itu. Menyisakan ada 2 orang selamat yang berusaha kabur. Seorang kenek truk pasir dan supir kontainer. Ada rasa penasaran sejauh mana manusia akan saling mencelakai. Walau alasannya hanyalah kantuk atau kelalaian dalam mengecek kendaraan...tetap saja dunia yang lebar ini tidak selebar mulut maut yang ternganga.
Aku melayang menuju liang kematian, diikuti jiwa - jiwa yang tak tertolong. Melintasi keriuhan demonstrasi massal yang juga semakin mericuh dalam kepulan asap kebenaran.
Tugas kami sesungguhnya belum selesai.
BAGIAN KESEMBILAN : KEBAKARAN
Aku datang tidak terlambat, nyaris terlalu cepat. Saat dewi terjebak ditengah hutan yang lebat penuh asap yang mengepul. Matanya perih, napasnya sesak, belum lagi asmanya yang kambuh. Susah payah dia menutupi lubang hidungnya dengan lengan jaketnya yang berwarna orange. Namun asap yang mengepungnya bagai bilahan pedang yang langsung menikam paru -- parunya.
Keringat bercampur air mata membuat langkah kakinya sempoyongan kehilangan arah.