Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Kematian

18 Desember 2019   17:08 Diperbarui: 23 Desember 2019   13:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Syukurlah. Sekarang aku bebas...,hahahaa,"

"mengapa kamu kelihatan begitu bahagia?'

"Jadi orang mati tidak biaa bahagia?"

Aku mengangkat bahukudan membuang muka

"Tertawalah sepuasnya sampai kamu tahu apa artinya bahagia yang sesungguhnya,"

"Mau me-nyabu lagi?" aku menyodorkan sebungkus plastik kecil sabu - sabu yang ada digenggamanku.

"Tidak. Aku tidak perlu lagi. Aku kan sudah mati. Tidak mungkin bisa terikat dengan benda - benda haram itu.  Aku bosan diperhamba oleh benda itu. Aku... Aku hanya ingin keluar dari rutinitas brengsek begitu," gerutunya dengan leher menegang.

"Cukup sudah.Kapok berteman dengannya."

"Ya.ya.ya. nanti saja penjelasannya. Saat kamu tiba ditempatku, baru kamu tahu apa artinya kapok,"

Bagian Enam : Rapat kemententerian

Suatu kali ada pertemuan untuk menentukan nama grup pencabut nyawa dan grup pembawa malapetaka di dunia kegelapan. Sang raja mendengarkan para pegawainya membabibuta saling menghajar satu sama lain dengan ide - ide baru terkait status departemen tempat mereka bekerja.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun