Mohon tunggu...
Jane Nj
Jane Nj Mohon Tunggu... Cleaning Service -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingin Kupeluk Mereka

26 Maret 2019   12:00 Diperbarui: 26 Maret 2019   12:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudahlah Darsih, masa kamu mau menangis terus," bujuk Marsudi menenangkan Darsih yang masih menangis.

"Kamu tidak maengerti perasaan wanita Marsud," bentak Darsih kesal.

"Ealah...itukan hanya film. Si Ikang Fawzimu itu tidak benar-benar mati, itu hanya akting Darsih...hanya akting," Marsudi menggerutu kesal, ditendangnya angin yang kebetulan lewat didepannya.

"Ah sudahlah, memang kamu tidak mengerti," Darsih mempercepat jalannya meninggalkan Marsudi yang bingung sendiri. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Perempuan itu memang susah dimengerti. Jangankan kamu yangbbau kencur, Parmin yang sudah bau tanah pun tidak bisa memahami mereka," Darso meledek teman kecilnya yang sedang bingung bukan main dengan sikap kekasihnya dan satu jitakan dari Parmin cukup membuat lelaki itu kesakitan.

"Sialan kau bilang aku bau tanah," protes Parmin bersungut kesal.

"Salah aku apa Mas. Masa dia marah karena aku bilang Ikang Fawzimu itu tidak mati sungguhan," gerutu Marsudi dengan muka masam. Darso dan Parmin terkekeh hingga membuat bahan yang sedang mereka bentangkan mencong kanan, mencong kiri.

"Hey Darso...kalau perempuanmu menangis, itu tandanya dia ingin meminta perhatian lebih bukan malah kau protes artis kesayangannya," Parmin angkat bicara.

"Dasar anak bau kencur," ledek Darso lagi.

"Ah sudahlah. Dasar orangtua bau tanah!" Marsudi geram dan meninggalkan kedua seniornya, tak lupa dia mendorong bahan yang siap di potong hingga berantakan. Baik Parmin maupun Darso kesal karena kelakuan Marsudi karena tindakan itu memaksa mereka harus menumpuk ulang bahan-bahan tersebut.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun