Mohon tunggu...
Jane Nj
Jane Nj Mohon Tunggu... Cleaning Service -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingin Kupeluk Mereka

26 Maret 2019   12:00 Diperbarui: 26 Maret 2019   12:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku mau kerja saja Rat. Nanti biar anak-anak kutitip mertua saja," desis Darsih kemudian.

Tak perlu lama mendapat pekerjaan untuk Darsih. Dia punya keterampilan menjahit dan itu sedang dibutuhkan sebuah pabrik di kota lain. Walau awalnya di tolak tapi kemudian mertua wanita itu mau dititipi anak-anak Darsih.

"Tiga saja, yang bayi ibu gak sanggup," persyaratan ibu mertua Darsih.

Dia sempat bingung mau dikemanakan bayi yang belum sempat diberikan nama hingga memasuki usia satu bulan itu. Beruntung, ada sepasang suami istri yang mau mengangkat bayi tersebut menjadi anaknya. Walau berat, akhirnya Darsih menyerahkan dengan ikhlas anak tersebut kepangkuan mereka.

Darsih berharap, dia tidak salah mengambil keputusan tersebut. Semua demi kebaikan anak bungsunya.

Kalau saja jaraknya atara rumah dan pabrik dekat, mungkin sampai saat ini tidak akan terputus hubungan anak dan ibu tersebut. Pabrik tersebut berada di lain kota, hingga Darsih memilih pulang seminggu sekali bahkan satu bulan sekali jika sedang banyak lemburan.

Jarang bertemu membuat anak-anak tidak dekat dengan Darsih. Apalagi mertuanya sering mendoktrin mereka dengan hal-hal yang dianggapnya benar tetapi menyudutkan Darsih.

Darsih dan Marsudi akhirnya bercerai, rumah yang mereka tempati dahulu sepakat untuk di kontrakan saja untuk membiayai keperluan buah hati mereka.

Hingga tiba ketiga anaknya tumbuh menjadi remaja, Darsih benar-benar dilupakan. Mereka lebih menghargai neneknya ketimbang ibu yang telah melahirkan ketiganya.

"Aku tidak ingin menyalahkan mereka, karena saat itu ketiganya masih sangat kecil dan belum mengerti masalah kedua orangtuanya," Darsih menyeka lagi airmatanya.

"Anak ibu yang nomor empat?" aku bertanya menyelidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun