Mohon tunggu...
Jane Nj
Jane Nj Mohon Tunggu... Cleaning Service -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingin Kupeluk Mereka

26 Maret 2019   12:00 Diperbarui: 26 Maret 2019   12:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu mertua yang sudah tidak menyukai Darsih sejak mereka menikah menjadi semakin membenci perempuan malang itu. Rencana untuk Marsudi yang sudah menjadi rahasia umum adalah dia akan dinikahkan dengan Sundari. Gadis manis yang masih kerabat jauh.

Selain manis, dia juga seorang guru dan bahkan sekarang sudah menjadi kepala sekolah.

Kalau perempuan itu mau sadar diri, sebenarnya gadis yang dijodohkan dengan Marsudi itu pun mungkin lebih bahagia  tidak jadi menikah dengan anaknya. Apalah Marsudi dulu, hanya seorang tukang kenek potong di konveksi. Mana ada wanita pintar mau dengan kuli borongan seperti dia. Mengapa tidak terpikir di otaknya kalau rezeki yang datang pada anaknya tersebut karena dia menikah dengan Darsih. Nyatanya, memang kebencian mengalahkan nalar dan akal sehat yang dimiliki manusia. Semuanya salah Darsih, semuanya salah perempuan.

Marsudi dan Ratna sudah menikah. Mereka tinggal di rumah orangtua Ratna yang letaknya tidak jauh dari pabrik. Darsih tidak bercerai dengan Marsudi,  semua demi ketiga anaknya. Dia sudah merasakan hidup tanpa orangtua, janganlah sampai mereka bertiga bernasib sama dengan dirinya.

"Ratna hamil, jadi agak sedikit manja. Mungkin aku akan lebih sering disana daripada disini," Marsudi meminta ijin pada Darsih.

"Kalau kamu kan udah sering hamil, jadi sudah  biasa. Kalau Ratna kan baru pertama kali," alasan Marsud ketika Darsih coba protes mengapa Ratna lebih banyak mendapat jatah ditemani ketimbang dirinya, padahal kondisi mereka sama-sama sedang mengandung. Usia kandungan keduanya hanya terpaut dua minggu.

Darsih mengalah, dia masih punya anak-anak yang bisa membuatnya tertawa. Cukuplah mereka bertiga pelipur lara untuk dirinya.

Lama kelamaan ketidak adilan itu bukan hanya masalah jatah kehadiran Marsudi untuk dirinya, tetapi keuangan pun begitu. Gaji Marsudi sebagai kepala bagian pada saat itu terbilang cukup besar, lima ratus ribu rupiah. Tapi apa? Darsih hanya kebagian seratus ribu rupiah saja, sedangkan sisanya untuk Ratna.

Apakah lelaki itu tidak memikirkan bahwa ada empat perut yang perlu di isi disini, sedangkan disana hanya satu. Belum lagi biaya-biaya tambahan untuk Joko dan Darmo, putra mereka yang sudah mulai masuk SD.

Beruntung bapak mertua dan kakak ipar Darsih baik padanya. Lelaki paruh baya itu sering membawakannya sayuran sepulangnya dari berjualan di pasar. Aji kakak Marsudi pun sering memberi uang jajan untuk keponakannya. Tapi, kebaikan itu ditanggapi lain oleh Marsudi. Dia marah dan menuduh kakaknya sendiri  ada main dengan Darsih.

Pertengkaran berbulan-bulan lalu yang tidak diketahui sebabnya dijadikan alasan untuk menghakimi Darsih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun