Mohon tunggu...
Izza Fie
Izza Fie Mohon Tunggu... -

a teacher

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titik Part I

25 April 2012   09:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kalau hanya teman kerja lalu kenapa sepertinya Arif sangat
beruntung memiliki teman seperti Sandra. Seperti tidak punya teman laki-laki aja.

Kalau hanya teman kerja lalu kenapa suatu ketika Arif
menelponku katanya sekarang lagi ditempat Sandra. Ia harus mengantarnya pulang
karena ada lembur.

Terlalu banyak pujian untuknya. Dan baru kali ini aku
melihat Arif begitu menyanjung seorang wanita begitu tinggi.

Lebih banyak aku yang mendengarkan ceritanya.

Arif tidak bertanya kenapa aku lebih kurus.

Arif tidak bertanya Wajahku terlihat tidak bersemangat
seperti yang dikatakan banyak teman-temanku.

Pernah suatu ketika ia kembali ke Jakarta. aku protes.
Justru Ariflah yang balik protes keras “ kalau kamu tidak percaya terus mau mu
apa...?

Bahkan dia berhenti di tengah jalan dan memarahiku.
Perdebatan itu tak bisa dihindari. Sampai kami tak sadar sepasang mata
orang-orang disekeliling kami menyaksikan.

Walaupun pada akhirnya aku diam dan hanya menangis. kenapa
sepertinya aku yang menjadi sumber masalah.

Benarkah sumber masalah sebenarnya adalah Aku?

***

Ketika fajar merambat membuka pagi. Subuh pun berakhir seiring cahaya orange itu membuka
hari. Ku biarkan dingin menelusuk sukma menutup segala luka lalu.
Kuberjalanmenikmati hamparan cinta
persembahan sang pagi. Membalas senyum-senyum mereka yang damai jiwanya karena
cinta. kutarik nafas sedalam-dalamnya hingga jauh didasar jiwa,perlahan ku bangun keyanikananku “bahwa Arif
bukan lah pilihan ku sebenarnya, TITIK”.

Pagi ini harus kusampaikan apa yang sudah menjadi
pertimbanganku. Papa mama harus tahu keputusanku.

Aku bergabung ketika papa mama sarapan pagi.

“hai dari mana tumben jalan-jalan pagi” tanya mama dengan
senyum khasnya.

“kebetulan didepan lagi ramai, kan sekarang lagi car free day” jawabku sambil membuat
secangkirteh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun