Matahari tergelincir ke arah barat dengan semburat cahaya jingga muncul diantara awan putih petanda hari sudah mulai petang.
      Aku berpamitan kepada teman-temanku untuk pulang. Aku juga mengingatkan mereka untuk nanti menginap di rumahku.
      "Assalamualaikum.. "
      Suara yang tak asing di telingaku, pasti Aldi dan Toni.
      "Waalaikumsalam, masuk saja."
      Benar dugaanku. Aldi dan Toni yang datang. Mereka membawa permainan kartu remi dan monopoli. Ternyata Toni tidak lupa membawa bedak tabur sebagai hukuman bagi yang kalah.
      Selang beberapa menit satu ruangan keluarga terisi suara terbahak-bahak bahkan suara televisi pun nyaris tidak terdengar.
      Di tengah-tengah keseruan, tiba-tiba listrik padam.
      Suara tertawa yang menyertai permainan berubah menjadi keheningan. Tatapan mata tajam mengamati sekitar.  Hawa dingin menggelitik tengkuk leher mengakibatkan rambut kuduk bergetar.
      "Pandu, gimana ini? Aku takut," ucap Toni.
      "Duh, Ayah dan Ibuku sedang tidak di rumah. Aku tidak bisa menghidupkan listrik kembali," jawabku.