Entah mengapa tiba-tiba bayangan kuda lumping menghantui pikiranku.
      "Apakah suara krincingan mengundang makhluk halus?"
      Suara bergemerincing itu biasanya berasal dari gongseng. Gongseng biasanya digunakan pemain kesenian jaranan pada kakinya. Apalagi kesenian jaranan selalu berkaitan dengan mistis. Alhasil dalam benakku muncul bayangan kuda lumping di dapur.
      "Pandu.. Pandu.." panggil Ibu.
      Gambaran kuda lumping menyeramkan dibuyarkan dengan suara panggilan dari Ibu.
      "Ayo udah jam 6 loh,"
      Ibu membuka gorden kamar sehingga sinar matahari sontak menyorot mataku. Aku tersadar ternyata sudah pagi. Aku bersyukur dapat terlelap hingga pagi. Kejadian-kejadian aneh semalam cukup membuatku lelah hingga aku tertidur.
      Aku langsung beranjak dari ranjang kemudian bergegas mandi. Ketika aku berjalan ke kamar mandi, aku menatap kuda lumping yang digantung di sebelah pintu kamar mandi. Rambut kudukku langsung berdiri lalu merinding sekujur tubuh. Tanpa terlalu mempedulikannya, aku lanjut mandi.
      Selepas mandi, ibu telah menyiapkan sarapan di meja makan. Ayah telah duduk bersiap mengambil nasi. Aku menarik kursi untuk duduk. Hari ini Ibu merebus kancang panjang, bayam, dan tauge untuk dijadikan kulupan. Untuk memenuhi protein, Ibu menggoreng ayam, tempe, dan tahu. Aku mengambil semua lauk di piring, kemudian menyiramnya dengan bumbu pecel.
      "Ayah kapan tampil jaranan lagi?" tanyaku sambil menyiram bumbu pecel.
      "Nanti sore, Le."