Pendekatan ini harus dipadukan dengan program rekonsiliasi nasional yang fokus pada membangun kembali kepercayaan antara komunitas yang berbeda, memberikan kompensasi kepada korban, serta memperkuat institusi negara untuk mencegah kembalinya kekerasan.
Kesimpulan dari tragedi Sudan adalah gambaran mengerikan tentang bagaimana perebutan kekuasaan dan sumber daya oleh berbagai aktor---baik domestik maupun internasional---telah menghancurkan kehidupan rakyat sipil.Â
Meskipun ada upaya dari pihak-pihak seperti Amerika Serikat untuk menengahi konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan, kompleksitas konflik yang dipicu oleh kepentingan ekonomi dan geopolitik dari aktor-aktor asing telah menghambat perdamaian.Â
Penderitaan rakyat Sudan---yang terjebak dalam kelaparan, kekerasan, dan pengungsian massal---tidak akan berhenti sampai fokus dari perebutan kekuasaan dialihkan ke pembangunan perdamaian yang tulus.Â
Sebuah kerangka perdamaian yang komprehensif dan adil, yang melibatkan dialog inklusif serta pembatasan pengaruh asing, menjadi satu-satunya harapan bagi Sudan untuk lepas dari siklus kehancuran ini. Namun, hingga itu terjadi, Sudan terus terperangkap dalam konflik yang telah menghancurkan impian rakyatnya untuk hidup damai dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H