Mohon tunggu...
Iwan Hafidz Zaini
Iwan Hafidz Zaini Mohon Tunggu... -

Saat ini sedang menjadi abdi negara di kementerian Agama Kab. Boyolali sebagai seorang Penyuluh Agama Islam. Selain itu menjadi pengajar di Pondok Pesantren Zumrotuttholibien Kacangan Andong Boyolali. Juga asyik jualan pulsa dan hp juga hoby jeprat-jepret alias photography. Mengkhayal adalah gerbang menuju perenungan yang membuahkan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obrolan Kegalauan Jodoh

25 Juni 2012   13:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata khodimnya, gus Azim kalau habis minum-minum pasti selalu menuju ke kamar mandi. Setelah gus Azim keluar, khodimnya membersihkan kamar mandi yang sudah berbau minuman keras. Saya sering menyaksikan dia minum-minum tapi belum pernah melihatnya minum sampai mabuk, bahkan minum sampai 4 botol sekalipun dia tetap kuat dan sadar. Saya juga sering mengantarnya main kartu alias judi, tapi belum pernah melihat dia kalah. Selalu menang dan uang hasil judi langsung disebar ke jalanan yang banyak pengemis atau anak-anak jalanan. Wallahu a’lam

“Ehm, sampai mana tadi?” kata kyai.

“Yang ketiga, yai..”

“Yang ketiga adalah kecerdasan spiritual. Dia taat beribadah, dzikir, takut pada Allah, Tuhan Yang Esa dimanapun berada dan mengingatkan suami bila lalai dalam menjalankan ibadah.” Jelas kyai.

“Saya harus memilih yang mana, yai?”

“Terserah kamu. Kalau bisa ya dapat ketiga-tiganya, intelektual, emosional, spiritual..”

“Semoga….” Kataku penuh harap.

Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 17.10 Wib. Saatnya aku pamit pulang.

“Saya pamit dulu, yai. Sudah petang. Insya Allah kalau ada waktu saya kesini lagi.”

“Ya..ya..ingat pesan-pesanku tadi, ya.”

“Insya Allah, Yai..”

“Eh, dihabiskan minumannya” kata kyai menyuruhku menghabiskan minuman. Padahal minumanku sudah habis dari tadi.

“Ehm, sudah habis yai…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun