Kemudian kyai berbicara setengah berbisik, “Saya, kalau istri marah juga saya diamkan. Kalau pas marah dan disitu ada anak saya, saya pergi begitu saja menghindar dari kemarahan. Tapi pelampiasan selanjutnya ke anak saya… ha..ha.. “
Pak Kholid dan saya tersenyum mendengar penjelasan sang kyai yang terakhir ini.
**********
“Saya kira cukup, kyai sowan saya ke panjenengan… Terimakasih banyak atas nasehat-nasehat panjenengan.” Pak Kholid pamit setelah dirasa cukup.
“ya..ya.. sama-sama. Mohon maaf kalau kata-kata saya ada yang kurang berkenan..” jawab kyai.
“Pareng, Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam..”
Setelah pak Kholid pergi, kyai melanjutkan percakapan dengan saya yang terputus dengan kehadiran pak Kholid.
“Begini, le.. Satu lagi yang ingin saya pesankan kepada kamu.” Kata kyai.
“Apa, yai?” jawab saya penasaran.
“Kalau kamu mencari calon istri carilah istri sing iso nglahirke anak rojo (yang bisa melahirkan anak raja).” Pesan kyai.
Saya terdiam sejenak memikirkan maksud yang beliau katakan.
********************************