Mohon tunggu...
Iwan Hafidz Zaini
Iwan Hafidz Zaini Mohon Tunggu... -

Saat ini sedang menjadi abdi negara di kementerian Agama Kab. Boyolali sebagai seorang Penyuluh Agama Islam. Selain itu menjadi pengajar di Pondok Pesantren Zumrotuttholibien Kacangan Andong Boyolali. Juga asyik jualan pulsa dan hp juga hoby jeprat-jepret alias photography. Mengkhayal adalah gerbang menuju perenungan yang membuahkan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obrolan Kegalauan Jodoh

25 Juni 2012   13:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Cantiknya..” jawabku sekenanya karena tidak hapal urut-urutannya.

“Ah..kamu itu..kok langsung bilang cantiknya. Ya udah ndak papa. Trus?”

“Hartanya, nasabnya, dan agamanya..” jawabku langsung karena tidak sabar menanti jawaban sang kyai tentang kriteria yang kelima.

“Iya..betul. Trus kalau kamu sudah mendapatkan calon istri sesuai salah satu kriteria itu yang kelima adalah mau apa tidak dia sama kamu…ha..ha..” jawab sang kyai menjelaskan kriteria yang kelima.
“Oalah, kalau itu ya jelas to, yai.” Kataku dengan agak kecewa.

“Eh itu, telo godhognya disambi, dimakan.” Kata kyai menawarkan ketela rebusnya yang masih hangat.

“Tapi, yang penting agamanya ya, yai?” tanyaku sambil mengambil ketela rebus kemudian memakannya.

“Kita tidak mungkin bisa mendapatkan 4 kriteria ini. Udah cantik, keturunan orang baik, kaya, agamanya, akhlaknya hebat, jangan kau mengharap dapat semuanya. Harus ada yang dikalahkan. Tapi, yang tidak boleh dikalahkan adalah agamanya, akhlak dari si perempuan itu.” Terang sang kyai.

“Lha, terus kriteria yang tidak bisa kamu kalahkan setelah agama, apa?” lanjut sang kyai memberi pertanyaan kepadaku.

“Cantiknya, kyai..” kataku .

“Hmm… ya..ya.. Agamanya bagus, cantik pula.. Kalau kriteria kaya bisa kamu kalahkan kenapa? Kenapa nggak mencari calon istri yang kaya, sudah mapan supaya hidupmu bisa berubah tidak nelongso terus kayak gini?” kata sang kyai.

“Kalau masalah materi, sebagai laki-laki saya siap menanggung nafkahnya, yai. Walau harus banting tulang peras keringat seperti sekarang ini. Yang penting agamanya bagus pasti akan qona’ah, menerima hasil jerih payah suami.” Jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun