Mohon tunggu...
Ivansyah Jonathan
Ivansyah Jonathan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Universitas Nasional - Prodi Ilmu Komunikasi

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gaya Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo Menjelang Pemilihan Presiden 2024: Suatu Kajian Filsafat Komunikasi Melalui Studi Kasus

1 Februari 2024   15:09 Diperbarui: 1 Februari 2024   17:20 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ghita Intan-voaindonesia.com)

Komunikasi dalam prosesnya,  tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan informasi, melainkan juga untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku penerima. Semua interaksi komunikatif berusaha mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain dengan cara membujuk mereka. Tujuannya dapat berupa mengubah sikap terhadap suatu masalah, mengubah opini tentang suatu topik atau bahkan mengubah perilaku yang diharapkan. Oleh karena itu, komunikasi bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga alat yang ampuh untuk membentuk persepsi orang tentang dunia dan memandu perilaku mereka. Memahami tujuan-tujuan ini adalah kunci untuk menciptakan pesan yang efektif dan mencapai dampak yang diinginkan dalam proses komunikasi.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat dikatakan bahwa sejatinya filsafat komunikasi berupaya secara komprehensif memahami (verstehen) individu atau kelompok dalam konteks berkomunikasi, mencakup aspek metodologi, sistematika, analisis, tingkat kekritisannya, dan sifat universalitasnya. Terdapat beberapa ahli komunikasi mengungkap masalah filsafat komunikasi. Salah satunya adalah Richard L. Lanigan yang secara khusus membahas analisis filosofis mengenai komunikasi (philosophic analysis on communication). 

Lanigan menulis bahwa filsafat sebagai suatu disiplin, biasanya dikategorikan menjadi subbidang utama, terutama berkaitan dengan pertanyaan pokok:

1. Apa yang aku ketahui? (What do I know?) 

2. Bagaimana aku mengetahuinya? (How do I know it?) 

3. Apakah aku yakin? (Am I sure?) 

4. Apakah aku benar? (Am I right?) 

Keempat pertanyaan di atas berkaitan langsung dengan penyelidikan yang sifatnya sistematis dan analitis. Pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui berbagai disiplin, di antaranya adalah studi terhadap metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika.

2. Pengenalan Konsep Ontologi

Ontologi pada dasarnya berkaitan dengan hakikat ilmu pengetahuan, hakikat objek pengetahuan dan hubungan antara subjek dan objek dalam ilmu pengetahuan. Dalam analisis ontologis, pembahasan ontologi melibatkan penyelidikan dan analisis ilmu pengetahuan dengan memeriksa apakah ilmu pengetahuan itu benar-benar ada. Secara bahasa, ontologi berasal dari kata Yunani "ontos" yang berarti "yang ada" dan "logos" yang berarti "ilmu". Dengan kata lain, ontologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang keberadaan. Sebagai sebuah konsep, ontologi adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan hakikat keberadaan dan segala sesuatu yang ada atau dapat ada. Ontologi sering dianggap sebagai padanan dari metafisika dan merupakan fokus utama dalam filsafat dalam hal realitas dan aktualitas. 

Pada dasarnya, ontologi berkaitan dengan prinsip-prinsip rasional tentang keberadaan dan disebut sebagai studi tentang teori "ada", yang memeriksa sejauh mana pengetahuan kita tentang apa yang diketahui. Jadi ontologis mencoba membuktikan dan menelaah bahwa sebuah ilmu pengetahuan itu benar-benar dapat dibuktikan keberadaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun