B. Kajian Pustaka
1. Filsafat KomunikasiÂ
Filsafat sendiri pada dasarnya merupakan suatu bentuk ilmu pengetahuan yang komprehensif yang berusaha memahami isu-isu yang muncul dalam keseluruhan rentang pengalaman manusia. Oleh karena itu, manusia membutuhkan filsafat untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk masalah pendidikan, ekonomi, sosial bahkan fenomena komunikasi. Jawaban yang ditemukan melalui pemikiran filsafat memiliki sifat yang sistematis, integral, menyeluruh, dan mendasar. Dalam konteks pencarian jawaban, filsafat menggunakan berbagai pendekatan ilmiah yang dilakukan secara objektif, dengan memberikan pertanggungjawaban berdasarkan akal budi manusia. (Jalaludin, 2007: 125).Â
Sedangkan Filsafat komunikasi merupakan suatu disiplin ilmu yang secara mendasar menelusuri metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistik mengenai teori dari proses komunikasi. Disiplin ini merangkum segala aspek komunikasi, termasuk dimensinya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya sesuai dengan bidang komunikasi. Filsafat komunikasi menyoroti pertanyaan mengenai hakikat manusia sebagai komunikan, serta bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berinteraksi dengan realitas lain dalam alam semesta ini. Melalui perspektif filsafat, komunikasi dipandang sebagai elemen yang berada dalam hubungan saling mepengaruhi antara manusia dan alam semesta. Sebagai suatu kajian filsafat, komunikasi sendiri memiliki bidang yang luas meliputi berbagai aspek interaksi dan pertukaran informasi antara individu atau kelompok. Adapun bidang - bidangnya terlampir sebagai berikut:
Komunikasi sosial: merujuk pada pertukaran pesan dan informasi antara individu atau kelompok dalam konteks sosial. Ini mencakup berbagai cara orang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam berbagai situasi sosial.Â
Komunikasi organisasional: Komunikasi organisasional merujuk pada proses pertukaran informasi, ide, dan makna antara anggota organisasi, baik secara vertikal (dari atas ke bawah atau sebaliknya) maupun horizontal (antara anggota sejajar). Ini mencakup berbagai bentuk komunikasi, mulai dari komunikasi formal seperti kebijakan dan prosedur hingga komunikasi informal seperti percakapan sehari-hari di tempat kerja.Â
Komunikasi bisnis: Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi dan pesan antara individu maupun kelompok dalam konteks dunia bisnis. Tujuan utama dari komunikasi bisnis adalah menyampaikan informasi dengan jelas, efektif, dan efisien untuk mendukung tujuan bisnis dan mencapai hasil yang diinginkan.
Komunikasi politik: Bidang komunikasi ini melibatkan interaksi antara pelaku politik, partai politik, pemerintah, pemilih, dan masyarakat umum dalam upaya mempengaruhi sikap, keyakinan, dan perilaku terkait dengan kebijakan politik atau pemilihan umum.Â
Komunikasi Antarbudaya: Komunikasi antarbudaya merupakan proses pertukaran pesan, informasi, dan makna antara individu atau kelompok yang berasal dari budaya yang berbeda. Dalam konteks ini, budaya mencakup nilai-nilai, norma-norma, keyakinan, sistem sosial, bahasa, dan aspek-aspek lain yang membentuk cara berpikir dan berperilaku suatu kelompok manusia.
Komunikasi Tradisional: Komunikasi tradisional merujuk pada berbagai bentuk dan metode komunikasi yang telah ada dan diterapkan dalam suatu masyarakat atau budaya sebelum adanya perkembangan teknologi informasi modern. Ini mencakup cara-cara komunikasi yang diwariskan secara turun-temurun dan sering kali terkait dengan kehidupan sehari-hari, nilai-nilai budaya, dan tradisi.Â
Selain cakupannya yang luas, komunikasi adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan dua dimensi utama yaitu komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal melibatkan penggunaan kata-kata, baik lisan maupun tulisan, sebagai sarana untuk menyampaikan ide, informasi, dan emosi. Ini termasuk percakapan sehari-hari, pidato, email, dan bentuk komunikasi tertulis lainnya. Komunikasi non-verbal meliputi ekspresi wajah, gerak tubuh, bahasa tubuh, kontak mata, dan elemen lain yang tidak menggunakan kata-kata secara langsung. Bahasa tubuh ini menambahkan dimensi ekstra pada komunikasi dan mengekspresikan emosi, niat, atau sikap yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata saja. Bahasa tubuh ini saling melengkapi dan menciptakan pemahaman yang lebih kaya dan lebih dalam dalam hubungan antar manusia.Â