Aku masih heran dan terkejut dengan perubahan yang terjadi pada suamiku, Dia meraih aku dalam dekapannya, mendaratkan kecupan ringan di keningku.
"Abang kerja dulu ya sayang " Pamitnya padaku, ku salami tangan nya, tangan yang biasanya memberikan tamparan ke pipiku, tangan yang aku rindukan ingin sekali aku cium. Kali ini aku cium tangannya, dengan perasaan penuh tanda tanya atas semua kebaikannya, dan berharap kebaikan ini akan abadi selamanya.
Suamiku meraih lagi aku dalam dekap nya, pamit dan memberi salam padaku kemudian berlalu dari hadapan ku, sambil menghapus butiran bening dengan ujung dasinya.
Aku menjawab salamnya lirih, masih dengan rasa penasaran atas perubahan sikapnya.
***
Aku mengucapkan beribu syukur pada Allah yang Maha Besar, Allah telah menjawab doa-doaku yang tak berhenti aku panjatkan di setiap saat, siang dan malam aku selalu berdoa agar Allah memberiku kesabaran, dan Allah melembutkan hati suamiku.
Suara pesan masuk di ponselku, mengejutkan aku yang sedang sangat bahagia.
Sayang, tolong batalkan gugatan cerai yang sudah Bunda tulis ya, Ayah janji gak akan jahat lagi sama Bunda, Ayah janji akan menyayangi Bunda dan Alif sepenuhnya, nanti jam sembilan pagi kita jalan-jalan ya Bunda, kita kepantai yang Bunda suka, sebentar lagi Ayah akan pulang, hari ini Ayah Cuma ngantor sebentar aja.Â
Deg... Jantungku berdebar kuat, aku berlari ke kamar, aku lihat berkas gugatan cerai yang sudah aku susun rapi, berserakan di atas kasur. Ternyata suamiku menemukan berkas gugatan cerai yang aku buat, dan kertas-kertas putih ber isi seluruh isi hatiku, yang ku alamat ke Mahkamah Syar'iyah bentuknya tak lagi mulus, seluruh lembaran kertas sekarang berbekas remasan tangan suamiku.
Aku memungut semua kertas yang berserakan, aku tak ingin membacanya lagi, semuanya aku kumpulkan, aku jadikan satu dan kuhabiskan sisanya dengan sepercik api, api kecil yang aku nyalakan menghanguskan semua lembaran kertas tak berdosa, lembaran kertas yang jika tidak ditemukan oleh suamiku akan memutuskan ikatan pernikahan kami, lembaran kertas yang dengan izin Allah telah membuka dan melembutkan hati Roni suamiku.
***