Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih yang Tertunda

12 Juli 2020   12:12 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:55 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: www.freepik.com

" Saya malu ustazah, saya malu pada tetangga jika ribut-ribut, makanya saya memilih diam, nanti selang beberapa saat biasanya suami saya juga akan baik lagi kepada saya dengan sendirinya " lanjutku lagi, butiran bening telah mengkristal di sudut mataku, yang aku tahan agar tidak mengalir basahi wajahku.

Ustazah masih menyimak setiap kata yang keluar dari mulutku, memberikan aku ruang untuk mencurahkan perasaanku, aku mencoba tenang dan santai meskipun jiwaku terguncang, aku ingin bebas dari semua ini, aku ingin meminta suamiku menceraikan aku saja.

"Ustazah, berdosa kah kalau saya minta cerai saja dari suami saya, saya ingin hidup damai berdua anak saya saja" Kataku pada Ustazah mengungkapkan keinginanku.

"Astaghfirullah Buk Rina, istiqfar Buk, Allah memberikan Ibu ujian ini, karena menurut Allah ibu adalah orang yang kuat, hamba Allah yang sabar, setiap kita menghadapi masalah, kita jangan mencoba berlari dari masalah Buk, kita coba cari jalan keluar lain, selain berpisah "

"Allah pasti punya jalan keluar atas masalah Buk Rina, Buk Rina coba pahami lagi, kira kira dimanakah jalan keluar pada masalah Buk Rina ini" Saran dan nasehat Ustazah Fatimah untuk ku, sedikit membuat aku tenang.

"Ini, Buk Rina bisa menghubungi saya via telpon, jika masih ada yang ingin kita bicarakan" Kata Ustazah Fatimah kemudian, sambil memberikan kartu namanya padaku.

"Saya duluan ya Buk Rina, sudah di jemput" Pamit Ustazah Fatimah sambil berlalu dari hadapan ku, menuju ke arah parkir, dimana suaminya sudah menunggu.

***

Aku membangunkan Alif pelan, Alif membuka mata perlahan, aku membantu Alif berdiri, kemudian menggandengnya keluar dari Meunasah, menuju tempat parkir dan berlaju pulang ke rumah dengan motor maticku.

Sesampai dirumah, aku masukkan motor ke garasi, motor gede suamiku sudah duluan terparkir di garasi, ternyata suamiku sudah pulang aku membatin.

Aku dan Alif masuk kerumah, aku pegang handle pintu, menggoyangnya sedikit dan pintu terbuka. Pelan pelan aku dan Alif masuk ke rumah, aku tidak mau mengganggu suamiku yang mungkin sedang beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun