di antara pixel, kode, dan bising algoritma. (1)
Dalam riuh suara global yang tumpang tindih,
tanah airnya bagai nada dasar yang terus bergema,
nada yang tak terhapus.
Darta juga terheran:
“Di jantung algoritma yang tanpa rimba,
mengapa cintaku pada tanah air tetap berakar,
seperti embun pada daun yang enggan jatuh,
meski musim berganti dan waktu tak mengijinkannya."
Dunia digital mencairkan batas negara,
tapi tanah air bukan sekadar garis di peta;
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!