Mohon tunggu...
Irwan Firman
Irwan Firman Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pemimpi yang mengagumi kabut

Tidak suka berkerja asa-asalan! Suka makan mie rebus sambil memandang awan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Atas Awan Kita Bersatu dan Harmoni, Review Puisi Nasionalisme di Era Algoritma Karya Denny J.A

20 November 2024   19:00 Diperbarui: 20 November 2024   22:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di antara pixel, kode, dan bising algoritma. (1)

Dalam riuh suara global yang tumpang tindih,

tanah airnya bagai nada dasar yang terus bergema,

nada yang tak terhapus.

Darta juga terheran:

“Di jantung algoritma yang tanpa rimba,

mengapa cintaku pada tanah air tetap berakar,

seperti embun pada daun yang enggan jatuh,

meski musim berganti dan waktu tak mengijinkannya."

Dunia digital mencairkan batas negara,

tapi tanah air bukan sekadar garis di peta;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun