Kuintip dari beberapa tanaman bonsai di belakang panti, boneka itu beraksi lucu menghibur para lansia. Aura ceria terpancar dari wajah mereka yang berkumpul di halaman itu. Aku juga melihatnya merogoh kantong dan memberikan uang pada petugas panti.
“Luar biasa, siapa dia sebenarnya?” Aku makin penasaran.
Hujan rintik turun. Aku bergegas menuju motor dan kembali ke rumah.
***
Sudah 5 hari kami terjun ke lokasi pengambilan data. Aku belum pernah melihat boneka Upin itu lagi, baik di simpang lampu merah dekat rumah atau pun di taman kota.
“Dori, lu pernah liat boneka Upin yang biasanya di pojokan sana?” tanyaku sambil menunjuk.
Dori menggelengkan kepala.
Sepulang dari taman kusempatkan singgah ke panti jompo. “Mungkin lelaki itu ada di sana,” pikirku. Namun, ternyata tidak. Kuberanikan masuk. Kuhampiri seorang petugas jompo yang sedang berusaha menenangkan wanita tua yang terus menangis. Nenek itu menolak disuapkan makanan oleh siapapun.
“Permisi, kenapa dengan nenek itu?”
“Oh, dia kangen anaknya, ” kata wanita paruh baya itu.
“Apa anaknya tidak pernah berkunjung?”