"Gak apa-apa, Nak. Lilis bisa berbagi sama teman-teman di pengajian."
Ibunya mengambil dua biji gorengan dari wadah dan ditaruh di atas piring. Sisanya dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil untuk dibawa putrinya ke masjid.
Lilis bergegas mengambil tas kemudian menyalam ibunya sebelum berangkat.
Pak Bewok yang merupakan penjaga sekolah adalah guru mengaji Lilis. Hidupnya sederhana bahkan kekurangan. Namun dia tidak pernah khawatir miskin karena mengajar ngaji gratis.
Setiap ditanya alasan, dia selalu menjawab, "Biarlah itu urusan saya dengan Tuhan."
Padahal istrinya selalu mengomel karena uang gaji hanya pas pasan jika mengandalkan pekerjaan utama sebagai penjaga sekolah.
"Semua barang-barang pada naek, semua mahal. Bensin naek, beras naek, cabe naek. Emosi pun ikut naek," celoteh si istri menyindir suaminya.
***
Bu Citra, kepala sekolah, sudah berada di ruangannya lebih awal. Semua anak-anak dikumpulkan di halaman. Guru, staf dan penjaga sekolah juga ikut mendengarkan pidato.
"Selamat pagi, anak-anak. Pagi yang cerah ini, Ibu ingin menyampaikan bahwa makan gratis itu masih direncanakan oleh pemerintah pusat. Belum tahu kapan. Kasih tahu orang tua kalian. Hampir setiap hari pesan WA masuk ke HP Ibu untuk bertanya. Orang tua yang jarang datang ke sekolah pun jadi sering bolak balik karena hal ini," tutur Bu Citra.
"Ada pertanyaan?"Â lanjutnya memberi kesempatan.