Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Cuma Mimpi Cuma-Cuma

7 Juni 2024   09:56 Diperbarui: 8 Juni 2024   05:24 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Getty Images Deutschland GmbH on Pixabay.com

"Gak apa-apa, Nak. Lilis bisa berbagi sama teman-teman di pengajian."

Ibunya mengambil dua biji gorengan dari wadah dan ditaruh di atas piring. Sisanya dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil untuk dibawa putrinya ke masjid.

Lilis bergegas mengambil tas kemudian menyalam ibunya sebelum berangkat.

Pak Bewok yang merupakan penjaga sekolah adalah guru mengaji Lilis. Hidupnya sederhana bahkan kekurangan. Namun dia tidak pernah khawatir miskin karena mengajar ngaji gratis.

Setiap ditanya alasan, dia selalu menjawab, "Biarlah itu urusan saya dengan Tuhan."

Padahal istrinya selalu mengomel karena uang gaji hanya pas pasan jika mengandalkan pekerjaan utama sebagai penjaga sekolah.

"Semua barang-barang pada naek, semua mahal. Bensin naek, beras naek, cabe naek. Emosi pun ikut naek," celoteh si istri menyindir suaminya.

***

Bu Citra, kepala sekolah, sudah berada di ruangannya lebih awal. Semua anak-anak dikumpulkan di halaman. Guru, staf dan penjaga sekolah juga ikut mendengarkan pidato.

"Selamat pagi, anak-anak. Pagi yang cerah ini, Ibu ingin menyampaikan bahwa makan gratis itu masih direncanakan oleh pemerintah pusat. Belum tahu kapan. Kasih tahu orang tua kalian. Hampir setiap hari pesan WA masuk ke HP Ibu untuk bertanya. Orang tua yang jarang datang ke sekolah pun jadi sering bolak balik karena hal ini," tutur Bu Citra.

"Ada pertanyaan?" lanjutnya memberi kesempatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun