Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sang Pengepul Mimpi

24 Oktober 2020   12:51 Diperbarui: 24 Oktober 2020   19:11 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sang pengepul mimpi (dok. Pribadi)

Abdul hanya mengangguk kemudian diapun termenung, sesekali menghela nafas dan pikirannya melayang pada suasana kerja yang menjadi harapannya selama ini, duduk diatas bangku empuk dan mendapat meja kantor yang bagus, dengan seperangkat komputer serta deretan file-file yang akan dia rapihkan setiap pagi.

"Maaf Pak, neneknya sudah tak apa-apa dan tak perlu dirawat, silahkan dibawa pulang". Suara lembut suster klinik membuyarkan lamunan Abdul.

Abdul bangkit dari duduknya, tak lama berselang seseorang datang dengan tergesa-gesa masuk kedalam kamar perawatan klinik, tempat sang nenek mendapatkan pertolongan medis.

Abdul yang akan melangkah masuk menemui sang nenek, akhirnya bertemu dengan orang tersebut.

"Terimakasih banyak Mas, sudah menolong Ibu saya, kalau tak ada Mas amit-amit mungkin Ibu saya terlantar dijalan" ucap sesosok pria dengan mata berkaca-kaca, tangannya menggenggam tangan Abdul dengan erat.

Dengan sedikit lemas Abdul menjawab.
"Sama sama Pak, saya hanya kebetulan lewat saja".

"Nama mas siapa? Perkenalkan saya Bambang" pria tersebut memperkenalkan diri kepada Abdul.

"Abdul Pak" jawab Abdul singkat.

"Mas lemas betul, maafkan Ibu saya sudah merepotkan Mas ya, tolong dimaklumi beliau sudah pikun" ucap Pak Bambang sambil berusaha menaruh sebuah amplop ditangan Abdul.

"Jangan Pak, menolong orang itu ibadah buat saya Pak" ucap Abdul yang dengan halus menepis tangan Pak Bambang.

"Mas ini baik sekali, tapi tolong terima pemberian saya ini ikhlas Mas, lagipula kejadian ini mengganggu aktifitas kerja Masnya" Pak Bambang masih berusaha memberikan amplop tersebut pada Abdul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun