Abdul hanya mengangguk kemudian diapun termenung, sesekali menghela nafas dan pikirannya melayang pada suasana kerja yang menjadi harapannya selama ini, duduk diatas bangku empuk dan mendapat meja kantor yang bagus, dengan seperangkat komputer serta deretan file-file yang akan dia rapihkan setiap pagi.
"Maaf Pak, neneknya sudah tak apa-apa dan tak perlu dirawat, silahkan dibawa pulang". Suara lembut suster klinik membuyarkan lamunan Abdul.
Abdul bangkit dari duduknya, tak lama berselang seseorang datang dengan tergesa-gesa masuk kedalam kamar perawatan klinik, tempat sang nenek mendapatkan pertolongan medis.
Abdul yang akan melangkah masuk menemui sang nenek, akhirnya bertemu dengan orang tersebut.
"Terimakasih banyak Mas, sudah menolong Ibu saya, kalau tak ada Mas amit-amit mungkin Ibu saya terlantar dijalan" ucap sesosok pria dengan mata berkaca-kaca, tangannya menggenggam tangan Abdul dengan erat.
Dengan sedikit lemas Abdul menjawab.
"Sama sama Pak, saya hanya kebetulan lewat saja".
"Nama mas siapa? Perkenalkan saya Bambang" pria tersebut memperkenalkan diri kepada Abdul.
"Abdul Pak" jawab Abdul singkat.
"Mas lemas betul, maafkan Ibu saya sudah merepotkan Mas ya, tolong dimaklumi beliau sudah pikun" ucap Pak Bambang sambil berusaha menaruh sebuah amplop ditangan Abdul.
"Jangan Pak, menolong orang itu ibadah buat saya Pak" ucap Abdul yang dengan halus menepis tangan Pak Bambang.
"Mas ini baik sekali, tapi tolong terima pemberian saya ini ikhlas Mas, lagipula kejadian ini mengganggu aktifitas kerja Masnya" Pak Bambang masih berusaha memberikan amplop tersebut pada Abdul.