Mohon tunggu...
Cerpen

Perjalanan Dari Kendari Menuju Alaska

14 Desember 2017   21:19 Diperbarui: 14 Desember 2017   21:30 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terimakasih, Ali sudah mengajak saya berbahasa Indonesia lagi" katanya setelah kami tiba di ruang tunggu.

"Tidak masalah, saya juga senang bisa menemanimu berbahasa Indonesia lagi" jawabku menyalaminya.

"Ali, apapun yang terjadi tetaplah menjadi orang baik, jangan mudah menjadi orang lain hingga menyiksa diri sendiri dan orang lain. Percayalah Ali, kita masih akan tetap hidup meski tidak berada dalam lingkaran penghianatan. Mencintai semampumu, tanpa membebani dan menyakiti orang lain. Jika kau harus memilih, memilihlah. Jangan membuat dosa dengan menghianati pilihanmu" katanya sambil menyalamiku lalu berbalik badan meninggalkanku dengan mata dan tubuh yang sangat lelah, waktunya mencari penginapan di dalam Bandara.

Pukul sepuluh waktu Moskow, aku terbangun lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi yang terletak di sudut kamar tempatku menginap. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku lalu melangkahkan kaki keluar dari kamar menuju receptionis, melunasi pembayaran, lalu berjalan keluar penginapan menuju ruang tunggu Bandara. Pukul sebelas malam waktu Moskow, berdasarkan perintah dari petugas bandara melalui pengeras suara, agar seluruh penumpang tujuan Moskow - Alaska bersiap - siap naik ke atas pesawat. Tiga puluh menit kemudian, pesawat yang membawaku terbang meninggalkan kota Moskow menuju Alaska, tujuan utamaku. Delapan jam perjalanan.

***

Selama perjalanan, aku baru menyadari satu hal ; tak ada penumpang yang duduk di sebelahku. Sesaat aku tiba - tiba teringat seluruh cerita dari orang yang berbeda - beda, dan pelajaran yang berbeda - beda. Tentang Kehilangan, kesabaran, keikhlasan, penghianatan, kekecewaan, dan dendam. Seluruhnya mengajarkan pendewasaan bertindak. "Terimakasih untuk seluruh pelajaran dari hamba - hamba yang di hatinya kau titip cinta yang besar dan dengan ekspresi cinta yang juga berbeda - beda" sergahku sambil menghembuskan nafas, lalu jatuh tertidur.

Pukul lima usai sholat subuh, seorang pramugari membawa nampan berisi segelas kopi dan sepotong sandwish, memberikannya padaku lalu sesaat kemudian berlalu meninggalkanku. Matahari sudah terbit dari kaki Cakrawala bersamaan dengan mendaratnya pesawat yang membawaku dari Moskow menuju Alaska. Berdasarkan instruksi dari petugas, seluruh penumpang akhirnya turun dari pesawat menuju ruang tunggu mengambil barang masing - masing. Setelah mengambil barang dan menyelesaikan seluruh urusan kedatangan, aku lalu berjalan keluar menuju pintu kedatangan International Bandara International Fairbanks, Alaska, Amerika Serikat.

Aku lalu menyalakan ponsel yang tidak kunyalakan selama kurang lebih dua belas jam, lalu mulai mengetik nomor, dan tersambung.

"Assalamu'alaikum, ibu" sergahku tatkala ponsel di seberang sana terhubung "Wa'alaikumussalam, Ali. Kau sudah sampai nak?" Tanya sebuah suara yang sangat kukenal dan kurindukan.

"Iya bu, Ali baru saja tiba disini. Pukul tujuh pagi waktu Alaska" jawabku dengan suara terisak.

"Alhamdulillah, jaga dirimu baik - baik nak. Rajin belajar, bikin bangga ibu dan negaramu disini" katanya dengan suara yang juga sedikit terisak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun