***
Selepas sholat subuh aku lalu melirik ke arah Sarah, rupanya ia tertidur sangat lelah setelah bercerita panjang lebar. Aku lalu memalingkan pandanganku ke arah jendela, matahari sudah mulai terbit perlahan dari kaki cakrawala, sambil terus mengucap syukur atas apa yang sudah diberi Allah kepadaku. Tepat pukul tujuh, pramugari membawakan kami nampan berisi secangkir kopi dan kue kering yang masih tertutup segel dengan label berbahasa Mandarin di depannya.
"Excuse me, Mrs. I didn't find a halal label on the packaging of these foods" tanyaku pada pramugari yang membawa nampan.
"Oh i'm sorry. Are you mouslem, Sir?" Katanya sambil menatapku dengan tatapan meminta jawaban.
"Yes, Mrs. Are the food is safe for me?" Tanyaku meyakinkan.
"No Mr, this's for you. And what about your friend?" Lalu menunjuk ke arah Sarah.
"Yes she's moeslem too" jawabku dengan senyum ramah kepadanya.
"This's for your friend. Enjoy your breakfast, thank you" katanya sambil berlalu meninggalkanku bersama Sarah.
"Sarah, ini untukmu" sergahku sembari membangunkan sarah.
"Terimakasih banyak Ali" jawabnya lalu menerima secangkir kopi dan cemilan dengan tulisan China di kemasannya.
"Tiga puluh menit lagi kita akan mendarat di Tokyo, segera habiskan makananmu" sergahku sambil menyeruput kopi panas dari pramugari tadi.