Mohon tunggu...
Cerpen

Perjalanan Dari Kendari Menuju Alaska

14 Desember 2017   21:19 Diperbarui: 14 Desember 2017   21:30 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Terdedikasi untuk seluruh teman - teman pembaca yang pernah menghianati lalu menyesali, dihianati lalu memaafkan, dan kehilangan lalu mengikhlaskan*

"Selamat ya" ucap sebagian besar tamu undangan yang hadir malam ini, sambil menyalami sang empunya acara. "Terimakasih banyak" jawab sang empunya acara tatkala membalas uluran tangan tamu undangan. "Bagi jugalah tips untuk lulus kuliah di luar negeri kepada kami Ali" sergah Jonathan yang merupakan sahabat karib Ali tatkala seluruh tamu undangan berpamitan pulang ke rumah masing - masing, tak terkecuali keempat sahabat karibnya yang tanpa diperintah lalu duduk di salah satu meja bundar. "Iya Ali, kami inikan sahabat karibmu apakah kau tak mau berbagi tips untuk kami?" Aliyah menimpali sembari meneguk segelas air putih yang ia ambil dari lemari pendingin. "Tak ada tips untuk itu. Hanya keberuntungan dan rezeki dari Tuhan" jawab Ali menanggapi pertanyaan sahabatnya sambil menyeruput kopi yang sudah mulai dingin.

"Kau ini Ali tak berubah malah semakin religius" sergah Fahri yang diikuti anggukan ketiga teman mereka tanda setuju dengan pernyataannya. "Tidaklah, Itu hanya perasaan kalian saja. Ya namanya juga hidup, kita semua punya Tuhan kan? Kalau tidak meminta dan menyembah kepada-Nya mendingan tidak usah ada Tuhan. Kalau Tuhan tidak ada manusia juga mendinglah tidak usah ada, kan tidak ada yang menciptakan. Bukan begitu?" Jawabnya sambil tersenyum simpul yang diiringi anggukan keempat sahabatnya mengiyakan. "Oh ya Ali, kau kan sebentar lagi berangkat ke Alaska"

"Yah, tepatnya dua hari lagi" sergah Ali memotong ucapan Hari

"lantas bagaimana dengan?" lanjut Hari dengan wajah yang serius "maksudku bagaimana dengan Sakinah?" Lanjutnya lagi yang diikuti tatapan serius ketiganya ke arah Ali.

"Sudahlah tak usah dipikirkan. Aku sudah membuat janji bertemu dia besok." Sambil menatap ke arah empat orang sahabatnya.

"Janganlah kau membuat resah perasaan anak orang Ali. Perempuan itu butuh kepastian, bagaimana Aliyah?" Sergah Jonathan sambil menatap kearah Ali dan Aliyah secara bergantian. "Ya, itu benar Ali. Kalau kau tak membuat keputusan mau kau kemanakan perasaan Sakinah, kasihan dia" jawab Aliyah dengan wajah yang serius. "Ya makanya besok aku mau bertemu dengannya untuk membuat keputusan. Setidaknya mengutarakan perasaanku kepadanya" jawab Ali sambil kembali menyeruput kopinya yang sudah dingin. "Ya baguslah kalau seperti itu. Kami hanya bisa mendukung seluruh keputusanmu, Ali" sergah Aliyah yang diikuti anggukan ketiga sahabatnya tanda setuju.

"Baiklah Ali, waktunya kami berempat pamit. Sampaikan salamku pada Ibumu yang mungkin sudah lebih dulu tertidur" sergah Fahri yang diikuti bangkitnya mereka dari tempat duduk lalu berjalan ke arah ruang depan.

"Ya nanti saya sampaikan" jawab Ali sambil melambaikan tangan kepada sahabatnya yang sudah masuk ke dalam mobil sedan hitam yang dikemudikan oleh Hari yang merupakan pemilik mobil. Sedetik kemudian mobil sedan hitam tersebut lalu melaju dengan mulus meninggalkan rumah Ali, kemudian hilang ditelan pekatnya malam. Ali yang masih berdiri memastikan mobil sedan hitam itu berjalan mulus lalu membalik badan dan menutup pintu, menuju ruang keluarga, merapikan gelas minuman keempat sahabatnya, membawanya ke dapur, melangkahkan kaki menuju kamar dan jatuh tertidur.

***

"Ada apa denganmu Aliyah? Apa yang kau lakukan? Astaga Aliyah, kau" sergah Jonathan tatkala mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah masing -- masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun