Â
Makna kata libas yang terdapat dalam Al-Qur'an setelah dihimpun dengan menggunakan kamus Al-Mu'jam Al- mufharash Lilafazh Al- Qur'an ditemukan 18 ayat dan didalam aplikasi Al Lafdzi ditemukan 5 ayat, maka keseluruhannya terdapat 23 ayat yaitu : Qs. Al-An'am ayat 9, Qs. Al-Baqarah ayat 42, Qs. Ali-Imran ayat 71, Qs.An-Nahl ayat 14, Qs. Fathir ayat 12, Qs. Al- A'nam ayat 6, 82, 137, dan 9, Qs. Al-Kahfi ayat 31, Qs.Ad-Dukhon ayat 53, Qs.Qof ayat 15, Qs. Al-Baqarah ayat 187, Qs. ayat Al-A'raf ayat 26, Qs.Furqan ayat 47, Qs.An Naba ayat 10, Qs.Al Hajj ayat 23, Qs.Fathir ayat 33, Qs. Al-A'raf ayat 27, Qs.Al-Anbiya ayat 80, Qs. Al-Baqarah ayat 177, Qs.An-Nahl ayat 112,dan Qs.Al-Ahzab ayat 18.
Â
Dalam mengkaji makna libas dengan metode semantik Disamping berposisi sebagai konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kata libas banyak yang berasumsi dalam Al-Qur'an hanya memiliki arti sebagai pakaian saja. Padahal makna libs dalam Al-Qur'an mencakup beberapa makna. Tetapi, apa sebenarnya makna awal dari libs tersebut, dalam hal apa saja kata libs itu ditempatkan, dan bagaimana para mufassir memaknai kata libs tersebut.
Â
Biografi Singkat Toshihika Izutsu
Â
Toshihiko Izutsu lahir pada tanggal 4 Mei 1914 di Tokyo dan meninggal di Kamakura pada tanggal 7 Januari 1993. Berasal dari keluarga yang taat, dia telah mengamalkan ajaran Zen Buddhisme sejak kecil. Bahkan, pengalaman bertafakur dari praktik ajaran Zen sedari muda telah turut memengaruhi cara berpikir dan pencariannya akan kedalaman pemikiran filsafat dan mistisisme.Â
Â
Izutsu merupakan seorang profesor Emuritus di Universitas Keio Jepang. Izutsu merupakan seorang filosof yang berpengaruh dalam perkembangan kajian semantik al-Qur'an. Namun seiring berjalannya waktu, Izutsu sering membaca berbagai karya tulis ahli mistik Barat. Pengalaman tersebut megantarkan Izutsu pada pemahaman yang berlawanan dengan keyakinan sebelumnya (Pada mulanya Izutsu menekuni spiritualisme Timur, lalu beralih pada spriritualisme Barat) dan mencurahkan perhatiannya pada kajian filsafat Yunani. Dengan demikian, Penemuan pengalaman mistik sebagai sumber pemikiran filsafat menjadi permulaan bagi seluruh filsafat Izutsu selanjutnya.
Â