“Nah.. kalau begitu, jangan anggap aku orang asing.”
Resha menggeleng kepala tak percaya dengan apa yang laki-laki itu katakan. Namun, lagi-lagi rasa penasarannya jauh lebih besar dari rasa curiganya. Ia akhirnya mengalah lagi.
“Janji?” ujar laki-laki itu memastikan.
Resha mengangguk kecil.
“Perkenalkan, namaku Dimas. Aku datang dari masa depan.” Ia tersenyum lebar, memperlihatkan gigi-gigi yang rapih.
Seketika mata Resha berkedip cepat, bibirnya menganga, serta kepalanya menggeleng tidak percaya. Resha tidak tahu harus merespon bagaimana selain tertawa saat mendengar omong kosong laki-laki yang bernama Dimas itu. Ya Tuhan apalagi ini, pikirnya.
Resha tertawa terbahak-bahak sampai mukanya merah seperti udang rebus. Bagaimana bisa pemuda itu datang dari masa depan? Meski dia menyukai komik bergenre fantasi seperti Mr. S, namun tetap saja Resha masih waras untuk tidak percaya ini benar-benar terjadi di dunia nyata. Mr. S karya Stefani Wang menceritakan pria dari masa depan yang datang untuk menyelamatkan istrinya di masa lalu. Jangan bilang alasan Dimas kemari untuk menemui wanita yang dia cintai.
“Kau tertawa?” Dimas terlihat tersinggung. “Terang-terangan sekali. Padahal tadi kau sudah berjanji akan percaya dengan apa yang aku katakana.”
Tawa Resha semakin lama semakin kecil. Ini seru dan begitu menghiburnya, karena laki-laki itu masiu tidak ingin mengakhiri omong kosongnya. “Maaf, maaf. Wajar saja, ini pertama kalinya aku menemui seseorang dari masa depan. Lalu, apa tujuanmu datang ke sini?”
Dimas menghembuskan napas berat, matanya terlihat berkaca-kaca, sepertinya ia begitu sedih untuk menceritakannya.
“Kamu, menangis?” Resha melihat bulir-bulir putih itu jatuh di sela mata Dimas.