Akhirnya teleponnya diangkat, tapi Janji hanya diam saja
"Janji, maksud kamu apa chat kaya gitu? Kenapa hubungannya gabisa dilanjut?"
"Aku minta maaf ya, Lin. Juga terima kasih pernah jadi seseorang yang berharga untukku"
"Maksudmu apa? Kenapa? Ada masalah apa?" Lina menghujani Janji dengan berbagai pertanyaan
"Aku merasa kamu terlalu dominan dihubungan kita, Lin"
"HAAA?!"
"Aku tau kamu memang cerdas dan bisa diandalkan, kamu orangnya terplaning banget" Lanjut Janji menjelaskan "Tapi justru karakter kamu itu yang bikin aku merasa gak berguna sebagai laki-laki"
"Janjii, dengerin aku dulu" Lina berusaha membantah pernyataan Janji, "Bukannya selama ini kamu gak pernah permasalahin itu? Aku kan pernah nanya dan kamu bilang justru aku tipe kamu banget"
"Iya, kamu tipe aku" "Tapi over. Karena biar gimanapun juga aku butuh ruang dalam hubungan kita untuk menjadi 'laki-laki' bukannya terus terusan distir sama kamu atau nurutin semua keinginan kamu"
"Terus kenapa kamu gapernah bilang tentang ini sebelumnya?"
"..."