"Baik, pak" Riski dan Pudepun meninggalkan Lina menuju mobil. Sementara Lina mengambil tas perlengkapan pribadinya dan masuk kedalam mobil Pak Arsini.
"Loh kok dibelakang? Kamu kira saya supir?"
"Eh, maaf , pak. Iya saya kedepan" Linapun pindah tempat duduk disamping Pak Arsini.
"Lain kali kalo diberi tumpangan itu duduknya disamping, bukan dibelakang ya"
"I, iya, maaf, pak, saya baru tau tentang ini"
Pak Arsini memandang Lina sebentar lalu menggeleng-gelengkan kepala.
.
Sepanjang perjalanan, suasana didalam mobil sangat canggung. Meskipun bukan pertama kalinya Lina semobil bersama dosen laki-laki, tapi Pak Arsini berbeda. Pak Arsini itu dosen populer, masih jomlo pula. Ditambah, LINA MENYUKAI PAK ARSINI.
Jantung Lina seperti sedang naik roller coaster atau lebih ekstrem lagi pukulan api menyakitkan diserial Spongebob. Deg, deg, deg, tapi harus biasa saja. AC mobil dalam keadaan hidup, tapi rasanya Lina seperti kekurangan oksigen. Telapak tangannya gemetaran, Lina berusaha untuk menyembunyikannya.
"Suka denger lagu Jepang?" Tanya Pak Arsini.
"Eh?" Lina terlalu kaget dengan pertanyaan Pak Arsini, "S, suka, Pak"