“Gak apa-apa Jo, makasih.” Shia membawa Rein ke dalam kendaraannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Raut wajahnya kaku. Rein tertunduk dalam, ia merasa terganggu dengan perlakuan Shia.
“Kamu tunggu disini, aku bentaran beresin semua.” Shia berkata ketus sambil mengemudi dengan lihai memindahkan mobilnya ke lokasi yang lebih dekat dengan pintu Aula.
Shia mematikan mesin, berdiam sebentar dengan kedua tangannya bertumpu diatas stir.
“Aku kecewa kepada kamu Rein.”
“Kecewa, maksud kamu?”
Shia tersenyum sinis. “Kamu sama Jo.”
“Kenapa?”
“Kenapa kamu mau nge-stage sama dia?”
“Aku … aku gak bisa nolak, Shi.”
“Ya okelah, tapi gimana dengan Jed?”
“Jed lagi, aku kan sudah bilang Shi, Jed sama aku gak ada apa apa.”