“Setujuuuuu!” Penonton menjawab dengan heroik sambil bertepuk tangan riuh.
Shia berbisik kepada Ratri. Ratri turun dari stage berjalan lurus ke belakang, semua mata tak terkecuali Shia dan Jed mengikuti Ratri yang tengah berjalan dan berhenti tiba-tiba di depan barisan kursi yang didiami Jojo dan Rein.
“Kak Jojo?” Ratri mengulurkan sebuah mikropon kepada Jojo.
Senyum Jojo mengembang. Mengayunkan tangannya tanda penolakan sementara Ratri masih berdiri di sana dan wajahnya mementalkan penolakan Jojo.
Jojo berdiri lalu menatap Rein.
“Ikut?”
Rein tertawa dan menggelengkan kepalanya.
“Hayuuk lah, udah lama aku gak denger suara kamu, buktiin dong suara kamu gak kayak pengamen di bis kota itu.”
Rein menggelengkan kepalanya dengan mantap, tapi penolakannya sia-sia karena Jojo lebih dulu memegang pergelangan tangannya dan menyeretnya menuju ke stage rendah di depan mereka.
Jojo mengetuk-ngetuk stand mike yang berdiri kokoh di depannya, sementara tangan kiri nya belum melepaskan pergelangan tangan Rein. Gadis itu menundukkan kepalanya, ia merasa sangat kikuk diantara tatapan orang-orang yang sebagian tidak ia kenal.
“Wah, siapa ini yang bertanggung jawab dalam rangka ngerjain aku ya. Harusnya kan aku yang dihibur bukan yang menghibur, kayaknya ini kerjaan ketua panitianya ya.” Jojo melemparkan pandangannya ke arah Shia.