Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (19)

16 Mei 2017   15:47 Diperbarui: 16 Mei 2017   16:04 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : askideas

Jojo mengedipkan lampunya ke arah Shia dan melaju ke jalanan yang mulai sepi. Shia melakukan hal yang sama dengan arah berlawanan.

Rein membisu, dadanya masih terasa sesak, Jojo meliriknya, ia tahu ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Jojo memarkirkan Katana-nya di pinggir jalan. Rein terlihat bingung, ia masih memegangi pipinya.

“Kamu di tampar Shia?”

Dia tahu.

Rein terdiam.

“Rein, bila seseorang telah menggunakan kekerasan dalam suatu hubungan, itu tandanya hubungan tersebut sudah tidak sehat lagi.”

“Aku gak tahu Jo, akhir akhir ini dia mudah tersulut emosi, marah-marah gak jelas.”

Jojo terdiam lalu memegang pundak Rein.

“Cepat atau lambat, kamu harus mengakhirinya.  Bila tidak, kamu sendiri yang bakal tersiksa, demi apa? Demi cinta? Gak ada cinta yang seperti itu, cinta itu bukan menyakiti.” Jojo memutar kunci kontaknya.

Rein terpekur dengan tatapan kosong ke jalanan yang gelap.  Kini marka jalan tol terlihat bercahaya di timpa sorot lampu Katana Jojo.  Selalu ada cara untuk bersinar dalam kegelapan. Tapi kini kegelapan tengah menghampirinya, apakah akan ada cahaya yang menyinarinya kelak?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun