Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Edelweiss-ku

1 Mei 2017   16:22 Diperbarui: 1 Mei 2017   16:30 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pernikdunia

"Dia sangat berarti ya?"

Ve diam.

Edo menghela nafas panjang.

"Dia akan baik-baik saja, Drei pendaki yang tangguh." Edo membesarkan hati Ve walau dalam hati ia sediri meragukan kata-katanya.

 

***

Enam jam sudah Ve duduk diam disamping Yodha yang tengah mengemudikan kendaraannya dengan tenang. Setelah adu argumentasi yang panjang dengan Edo, akhirnya ia diperbolehkan juga ikut dengan beberapa syarat.

Sebentuk gantungan dreamcatcherdihadapannya terombang-ambing seiring dengan kendaraan yang berguncang karena jalanan yang mulai terjal. Ve menggigit bibirnya, ia teringat dengan percakapannya dengan Drei sesaat sebelum ia pergi mendaki.

"Ve, aku tak ingin menangkap mimpi hanya kemudian untuk disimpan . Aku akan memburu mimpiku dan berusaha membuatnya menjadi nyata."

Drei tersenyum. "Aku tak akan mundur karena apapun. Aku akan membuktikan kepadamu bahwa aku bersungguh-sungguh." lanjutnya tegas.

"Drei, please, jangan menjadi terlalu serius... Aku..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun