Namun Drei tak menghiraukan perkataan Ve, ia pergi dengan meninggalkan sebentuk senyuman tulus.
Ve menghela nafas panjang, ia menatap Edo dari kaca spion di depannya. Pemuda itu balik menatapnya sekejap lalu memalingkan pandangannya segera.
***
Hujan telah berhenti ketika mereka tiba di kaki gunung yang mereka tuju. Mereka di sambut oleh Andri dan Leo yang mengabarkan bahwa tim pencari pertama telah berangkat beberapa jam lalu. Dengan cekatan Edo langsung mengumpulkan informasi, memetakan keadaan dan mempersiapkan semuanya bersama beberapa relawan yang ada disana. Edo adalah seorang pencari jejak yang handal. Pengalamannya menaiki banyak gunung membuatnya hafal berbagai jenis medan. Dan Drei adalah salah satu teman perjalanannya, namun itu dulu, ketika Drei belum mengenal Ve.
***
Malam tiba dengan semua keindahan yang menyertainya. Ve membenamkan kepalanya ke dalam  capucon jaketnya. Waktu berjalan lambat. Ia menajamkan pendengarannya, setiap kali ada suara datang dari radio pemancar yang berada di Pos jaga dimana ia berdiam
Andri mengulurkan segelas kopi yang masih mengepulkan asap tipis kepada Ve.
"Drei berkata bahwa ia akan mendaki solo. Tapi Edo meminta kami menemaninya."
"Edo?" Ve mengeryit.
Leo memgangguk.
"Drei menolak namun Kami bersikeras ikut tanpa bilang kalau Edo yang meminta akhirnya dia mengiyakan walau dengan beberapa syarat."