Dandy begitu pendiam. Pertama kali Rein melihat wajahnya, ia merasa ada kekuatan aneh yang membuatnya sering berlama-lama memperhatikan gerak-gerik pemuda itu.
Dia sangat misterius, batinnya. Tatapan nya tajam tapi suram. Dandy tidak pernah terlihat tersenyum kepada siapa pun itulah yang membuat Rein menjadi tertarik untuk lebih mengenalnya.
Bila jam istirahat tiba, Rein tidak pernah melihatnya. Ia seakan hilang ditelan dunia, entah pergi kemana. Tapi siang itu Rein melihat Dandy sedang menikmati makan siangnya di kantin dan seperti biasa, sendiri.
Rein mengangkat piringnya cepat dan beranjak menuju meja Dandy sementara teman-temannya memperhatikannya dengan penasaran.
“Hei, disini kosong?” Rein meletakkan piringnya pelan.
Dandy terlihat kebingungan, ia menatap Rein seakan tak percaya dan masih membisu.
“Aku boleh duduk di sini kan?”
Dandy celingukan lalu mengangguk.
Dengan santai Rein memakan nasi gorengnya. Sesekali matanya melirik ke arah Dandy yang masih saja diam.
“Kamu Dandy, kan?” Rein menatap pemuda di hadapannya.
Dandy mengangguk.