"Ya ampun, Ra, kakak kan harus pergi ke Kantor, masa gak boleh. Kalau mau curhat putus cinta nanti malam aja ya. Â Kompres es mata sembab kamu itu."
Perempuan bernama Keisha itu tersenyum dan mencium pipi adik bungsunya.
Lira meraba matanya yang bengkak, ia merasa lega bahwa kakak yang ia kasihi masih ada untuknya.
***
Aroma khas rumah sakit yang tidak di sukai Lira bermain-main dihidungnya seakan enggan pergi.
Dari balik pintu, ia menatap wajah pucat yang tengah berbaring di ranjangnya. Rhi menyentuh lengan Lira lembut.
"Aku kira kamu tidak ingin menemui kami lagi. Apa yang membuatmu berubah pikiran?"
Lira menatap Rhi. "Aku ingin melihat orang yang aku sayangi bahagia karena kehilangan seseorang yang selama ini ada di sekeliling kita itu rasanya sangat pedih. Aku tidak tahu apa yang kamu rasakan, Rhi, tapi aku tahu apa yang aku rasakan."
Lira melangkah masuk dan disambut oleh dua sosok ramah nan bersahaja yang tengah menemani Ren.
Demi melihat Lira, senyum Ren pun mengembang.
"Sebenarnya aku tidak ingin kamu melihat aku dalam keadaan seperti ini." Ren berkata lirih, wajah pucatnya bersemu merah.