Mohon tunggu...
Ika Devita Susanti
Ika Devita Susanti Mohon Tunggu... -

*I could be a writer, reader, singer and whatever you could imagine*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saksi Bisu antara Kau dan Aku

29 Maret 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

“Rey, kalau Vera datang ke sini, apakah hubungan kita ini akan berakhir?” Susan menanyakan hal ini dengan ragu-ragu. Dia tidak ingin menyakiti Rey, terlebih lagi, dia tidak ingin menyakiti dirinya sendiri.

“San, kamu sudah tahu di awal, kalau aku sudah ada pasangan. Tentu hubungan kita tidak berakhir, tetapi aku minta kamu bisa memahami kondisiku. Aku mungkin tidak bisa memperhatikan kamu seperti sekarang ini.”

“Tapi Rey, aku harus bagaimana. Aku tidak rela melihat kamu dan Vera berduaan. Aku cemburu, Rey. Membayangkan kamu akan menjadi miliknya saja, hatiku sudah teriris, apalagi mengetahui bahwa kamu bermesraan dengan dia. Aku tidak bisa Rey.”

“San, kamu sudah tahu kita berbeda. Kita ga mungkin bersama. Ini resiko yang harus kita tanggung, San. Saat aku mengatakan bahwa aku sayang kamu, aku tahu resikonya. Saat kita menjalani semua ini, aku tahu kamu juga paham resikonya.”

Susan terdiam. Dia memang salah. Saat ini dia merasa hancur. Dia tahu di awal bahwa mereka tidak mungkin bisa bersatu. Lalu mengapa dia tetap melanjutkan hubungan terlarang ini. Dia memiliki harapan. Harapan yang sepertinya harus pupus saat ini juga. Susan tahu dia harus menyingkir, tapi Susan tidak rela. Mengapa bukan Vera yang pergi. Mengapa harus dia. Bukankah dia yang selama ini mencintai Rey dengan tulus.

***

Suatu hari di kos “Rumah canda”, kaki Susan gemetar. Dia tahu hari ini akan tiba. Hari dimana dia harus bertemu dengan Vera, gadis yang akan memiliki Rey. Susan ingin lari, tapi dia tidak mungkin melakukan itu, terlalu mencurigakan. Memantapkan hatinya, Susan naik ke lantai dua. Dia melihat Vera sedang bermalas-malasan di tempat tidur Rey. Kasur empuk tempat di mana Susan dan Rey sering menghabiskan waktu berbincang sana-sini tentang bermacam hal. Hatinya mulai sakit.

“Halo Vera.” Susan memaksakan senyumnya, berharap Vera tidak menyadari drama yang dia lakukan.

“Halo Susan, Rey sering cerita tentang kamu”

“Oh ya? Yang jelek atau yang bagus?” Susan tersenyum sambil penasaran. Bagaimana mungkin Rey menceritakan tentang dirinya ke Vera. Apakah Rey meneritakan tentang hubungan rahasia mereka selama ini? Sepertinya tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun