Mohon tunggu...
Ika Devita Susanti
Ika Devita Susanti Mohon Tunggu... -

*I could be a writer, reader, singer and whatever you could imagine*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saksi Bisu antara Kau dan Aku

29 Maret 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya, dari Surabaya. Kok tau sih?” Susan penasaran.

“Iya, cara ngomong kamu tuh, medok banget,” Jawab Rey sambil mempersiapkan kunci motornya.

“Ooo . . . Kamu orang yang ke 1765 yang bilang seperti itu,” goda Susan.

Rey pun tertawa dan segera berpamitan.

Hanya sepintas saja mereka berkenalan. Rey segera meninggalkan kos-kosan itu dan Susan melanjutkan aktivitasnya. Pekerjaannya yang cukup menyita waktu membuat Susan tidak sempat membereskan kamarnya. Kamarnya merupakan satu-satunya kamar wanita yang berantakan. Beberapa teman kos mengatakan bahwa kamarnya pengap dan harus dirapikan. Susan tetap bersikukuh dan yakin bahwa pengapnya kamar disebabkan karena lokasi yang bersebelahan dengan kamar mandi. Bukan karena tidak rapi. Nyatanya, dia selalu merapikan barang-barangnya yang jumlahnya ajubilah itu.

***
Keesokan harinya, Rey datang. Rey segara merapikan kamar yang telah dia pilih kemarin. Sebenarnya bukan dipiih, tetapi ditakdirkan. Karena hanya kamar itu yang kosong. Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padanya. Kamar kosong, satu-satunya, ber-AC, bersih dan nyaman. Setelah berbenah-benah, Rey turun ke bawah untuk berkenalan dan berkumpul dengan penghuni kos lainnya.

Di bawah para penghuni kos telah berkumpul. Mereka datang dari berbagai kota, berbagai suku dan berbagai perusahaan. Sangat bervariatif. Rey berkenalan dan saling bertukar cerita tentang pekerjaan dan asal mula dipindahkan ke Lampung. Selang beberapa waktu, Susan pulang. Sambil ceria menyapa teman-teman kos, Susan tersenyum dan bersuara lantang.

“Aku pulang!”

“Nah, ini Susan, paling cerewet di kosan ini” salah satu penghuni kos itu memperkenalkan Susan ke Rey.

“Iya, kami sudah kenalan kok kemarin,” jawab Susan, “Kalian kalah start. Hahhahahhaha . . . ,” Tawanya membahana.

Penghuni yang kecewa itu melengos dan kembali ke tempat duduknya. Susan segera masuk ke kamarnya dan berbenah-benah. Dia segera membereskan pakaian kotor dan menuju ke kamar mandi untuk mandi dan melepas penat. Selesai mandi, Susan tampak lebih segar dan ceria. Dia pun duduk bersama seluruh penghuni kos. Rey yang saat itu sedang asyik mengobrol mulai menyapa Susan. Akhirnya mereka semua terlibat dalam pembicaraan seru mengenai jodoh dan perceraian. Perbincangan antara jodoh dan cerai ini pun berlarut hingga malam hampir larut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun