"Apa ini??? Air mata apa itu??". Dengan sigap aku menyekanya kasar.
Hariku kalut,,, apa yang tengah kurasakan?? Aneh.... pikiranku berputar-putar memikirkan apakah Laina dan Pak andre menjalin sebuah hubungan? Tapi masa iya kan? Terlebih perangai Laina yang seperti itu laki-laki akan takut pada dia.
" JADI APAA??? APAAA??"
"Hubungan apa yang mereka jalin? Kekasih???".
****
Aku bersikap seperti biasa kepada Laina, tidak ada yang mencurigakan darinya. Tapi apa yang mereka lakukan kemarin sore? Entahlah pertanyaan-pertanyaan itu membuatku murung. Sore itu, hujan turun begitu deras. Ponsel ku mati. Payung pun tidak ada. Laina?? Tadi dia pulang duluan, karena ada hal yang darurat. Entah kenapa beberapa hari ini Laina berusaha menyembunyikan sesuatu kepadaku. Entahlah.......
DUUEEERRRRR.......
"Ayah... Ibu.... Hiks.. hiks... Rei takuut".
Aku terduduk seketika,, memeluk lututku dengan erat. Beberapa menit kemudian seseorang menepuk pundakku.
"Haannnntttuuuuu..... pergi sana". dengan cepat ku melempar tinju pada sosok dibelakangku itu.
"Heeii... hei Reina ini aku, gurumu. Andre Mahastra".