Suaranya mengalihkan fokusku, nampak seorang pria muda yang tampan dengan sebuah senyum manis di bibir tipisnya. Mataku terbelalak, pria itu adalah guru baruku di Sekolah. Aku hanya mengangguk dengan gugup.
"Tumben,, kamu diam. Kamu manis kalau kamu penurut".
"Whaaattssss????? Apa yang dia katakan? Dan kenapa juga jantungku berdegug sangat kencang??". Ucapku dalam hati.
"Apa kamu panas? Ko pipi kamu merah sekali?". Tanpa terduga dia langsung menyentuh keningku yang kutahu tidak panas.
Dengan cepat aku menepis kasar tangannya itu. Dan terjadilah perbincangan tentang malam itu yang secara tiba-tiba aku menyebrang tanpa melihat kiri-kanan ke arah mobilnya. Yah memang sih, aku tidak melihat keadaan waktu itu. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika dengan keras kepalanya aku tidak mengaku kesalahanku dan malah menuduh dia yang bersalah. Hehe
[ flashback Off ]
"WOI!!! Malah melamun...".
"Heheh sorry,, pak andre tidak mengejar kita kan?"
"Gak.. "
"Syukurlah...."
"Lho kenapa Rei? Tumben lho kaya gitu? Kerasukan setan apaan lho?"