"Apaan nggak ko. Gue baik-baik aja".
"Tapi lho belakangan ini sering melamun ada masalah apa? Cerita Rei". Bujuknya.
Aku pun mulai menceritakan kejadian itu. Laina kaget dan terheran-heran terhadap tingkahku yang aneh ini. Padahal aku tidak salah tapi sikapku aneh.
***
Hari ini, pelajaran berjalan dengan sangat membosankan. Apalagi tugas yang diberikan guru baru itu, menyebalkan. Lebih baik pergi hangout saja dengan Laina.
"Laina... Kita Hangout yuk?"
"Sorry Rei, aku tidak bisa. Biasa,,, ada kerjaan yang harus kulakukan".
"Yaah... Terus gue gimana dong? gabut nih".
"Kerjain tuh tugas lho yang udah numpuk itu, besok dikumpulin. Kalau nggak, matilah lho kena omel sama pak andre".
"Iyaa?? Matilah aku".
Dengan cepat aku mencari tugas-tugas yang tidak dikerjakan dari minggu lalu. Alhasil semuanya jadi menumpuk. Jam 16.00 sampai tengah malam aku hanya duduk dengan kumpulan tugas yang membuatku mual. Yah walaupun kami brandal, namun kami tidak melupakan kewajiban kami sebagai seorang pelajar. Tanpa disadari rasa kantukku mulai menjelma menjadi sebuah ibu yang menidurkan anaknya dengan penuh kasih sayang.