“Tak usah repot-repot bu”,
“Tak apa,, lagian sudah lama nak Hendra berkunjung ke sini.”
Tak beberapa lama, bu Lastri datang.
“silahlam dia minum nak”.
“iya bu”.
“oh ya bu, maksud kedatangan saya ke sini, saya mau melamar putri ibu”. Ucap tegasnya.
“Masya Allah.. apakah itu benar nak? Ibu sangat terharu, dulu ayah Delina pernah berpesan mengenai kamu nak Hendra. Bahwa kamu dan Delina akan dijodohkan nantinya. Ibu pikir semenjak ayahnya meninggal, ibu lupa akan pesan beliau. Tapi nak, ibu mau bertanya apakah nak Hendra ada paksaan untuk ini?” ujar bu Lastri.
“Alhamdulillah... tidak sama sekali. Saya juga ketika melihat Delina sudah mulai tertarik. Karena Delina gadis yang manis”. Ucapnya tegas.
“Masya Allah Syukur kalau begitu, tinggal menunggu Delina saja”.
“Tapi bu.. saya tidak memaksa Delina. Kalaupun nantinya Delina tidak setuju, saya tidak akan memaksanya bu”.
***