Sorot mata yang tajam tanpa sebuah senyuman sedikit pun di wajahnya.
“Oh Tuhan itu pria yang aku tabrak pagi tadi. Ternyata dia Dosenku”. Ucapku dalam hati.
Rasa gusar tiba-tiba merasuki ragaku. Tidak ada yang aneh, tapi entah kenapa melihat wajahnya membuatku bergetar ketakutan. Mungkin karena kejadian tadi pagi atau apa penyebabnya pun aku tidak mengerti. Pikiranku terus berputar, mencari tahu apa yang sedang aku alami saat ini. Namun sebuah tepukan membuyarkan pikiranku.
“Apa?” tannyaku.,
“kamu dipanggil dari tadi tidak nyahut mulu, tuh dosen memanggilmu”.
“DELINA PUTRI MAHARANI”.....
“iiyaaa paakk, haadddiir”. Ucapku gugup
Bertemu pandangan semakin membuatku mati rasa dan membeku. Ada apa denganku?? Tanpak dia sedang mengingat-ngingat. Kerutan dikeningnya begitu tercetak jelas. Dalam hitungan detik, dia mulai mengenaliku. Mati aku..
***
Akhirnya perkuliahan yang menegangkan ini selesai. Aku bisa bernafas lega. Tapi ada yang aneh dengan wajah dosen itu, sepertinya wajahnya tak begitu asing. Aku menerka-nerka dan mengingat-ngingat alhasil nihil. Aku pu bergegas untuk pulang.
“Assalamu’alaikum, bu. Delina pulang”.