***
“Buku Harianku...... perasaan tadi pagi aku simpan di tas. Kemana dia pergi? Atau aku tentang ketika hendak ke kampus y6ah?? Hmmmm iyaaaa!!!! Atau ketika kejadian itu??”
Aku mengingat-ngingat kembali kejadian tadi pagi di kampus.
Astagfirullah... buku harianku.... dosen itu... mungkin terbawa oleh dia. Aku harus bagaimana?? Apa mungkin aku tanyakan besok atau bagaimana?? :’( buku itu sangat berharga. Ada photo ayah disana. Yaahhhh bagaimana ini....
***
Sudah beberapa minggu perkuliahan berjalanan seperti biasa. Tugas dan tugas yang terus berdatangan menghantui para mahasiswa. Dan pak Hendra juga tampak biasa saja dengan tampilan yang gagah tapi sangat cool. Terkesan “dingin” yah begitulah julukan dari para mahasiswanya. Mungkin memang benar julukan “dingin” atau “Mr. Ice” sangat cocok untuknya. Semenjak kejadian itu......
“Pak,, Saya suka pada bapak, maukah bapak menerima saya?”. Ucap seorang mahasiswi di tengah kerumunan.
Dia merupakan seorang gadis tercantik dan terpopuler di Universitas ini. Yang terus menggoda pak Hendra dan mengikutinya kemana-mana. Entah apa yang pak Hendra pikirkan, sehingga meninggalkannya tanpa berkata sedikit pun dan melenggang pergi. Dari sana lah semua mahasiswi memberikan julukan “Mr. Ice”.
Lucu memang tapi yah begitulah. Ohh yah :’( untuk buku harianku menghilang semenjak kejadian itu. Ingin rasanya aku menanyakannya kepada Pak Hendra, tapi aku takut. Rasa gugup selalu merasukiku ketika sorotan matanya melihatku. Mungkin aku akan mati kalau pak Hendra tiba-tiba datang melamar.
“HAHAHA... Mana ada seperti itu, udah usir pemikiran konyolmu itu Delina”. Ucapku sambil memukul pelan kepalaku.
Namun dari kejauhan tampak seseorang yang mengawasinya.