Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perantau yang Sombong

4 Februari 2020   17:42 Diperbarui: 4 Februari 2020   17:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Alhamdulillah ndrak. Mamang sehat. Hhm... maseh begawe ndrak?"

 "Io mang. Anye dak terlalu sibuk igo. Hmm... ngapo mang? Oh yo. Apo kabar keluargo di dusun."

  "....!(diam)"

 "Mang?"

 "Yo ndrak?"

 "Ngapo dak di jawab?(sembari berjalan memasuki kasir) mang!?"

 "Begini ndrak. Maaf sebelumnyo mamang ni ganggu kau begawe."

 "Ado apo mang? Amen perlu bantuan, inshaallah pasti indra bantu mang."

 "Hmm... kamu tabah ya?"

 "Ngapo mang, ado apo? Tabah ngapo?"(memperhatikan dan mendengarkan telepon)

 "Hmmm...! Mamak kau lah pegi ninggalkah kito ndra. Di panggil yang maha kuaso."(dengan suara sedih)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun