Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perantau yang Sombong

4 Februari 2020   17:42 Diperbarui: 4 Februari 2020   17:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Oh ya kenalin, ini cindy dan ini tania?(sembari menunjuk 2 cewek yang sedang duduk di kursi kasir)

 "Indra! Indra! (Menyodorkan tangan)

 "Tania"(menjabat tangan)

 "Cindy"(menjabat tangan)

 "Oh ya... ndra(sembari berbisik) itu cindy masih single loh! Pepet aja.". 

" ah gak lah. (Sambil memalingkan muka) oh ya! Gimana ni sistem kerja dan pembagiannya ni?"

 "Nah sini. Kita duduk dulu biar enak brro. Jadi gini. Ini kan kedai kopi baru, jadi mungkin hasilnya masih bisa di hitung. Tapi kalo loe mau palingan gua bisa bayarlo harian dulu. Sehari Rp.75.000 gimana, loe mau? Kagak."

 "Yaudah saya ambil. Terus tempat tinggal gimana?" 

"Tempat tinggal, looe di atas. Ada kamar kosong. Jadi konci kedai loe yang pegang. Yaaa... loe gak sendiri, ada gua! Tapi, kalo loe mau, gua bisa minta cindy apa tania yang nemenin loe. Apa cabe-cabean! So... cabe-cabean karawaci cantik-cantik bro.haha "(tertawa lepas)

 "Ah kamu rif. Dasar otak mesum!"(ketawa)

 "Yaudah kalo gitu dil!(sembari mengajak jabat tangan) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun