Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perantau yang Sombong

4 Februari 2020   17:42 Diperbarui: 4 Februari 2020   17:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Wa'alahikum salam. Ini siapa? Indra mana?"

 "Ini tania om. Temennya indra. Ini kita udah mau jalan berangkat ke kampung indra."

 "Iya...

 Tolong hati-hati di jalan. Dan tolong semangati indra. Ya dek."

 "Iya om. Wassalammuallahikum?"

 " wa'alahikum salam.". Telepon pun dimatikan

 "Sudah ndrak. Kamu sabar, tenang. secepatnya kita berangkat.(sembari mesurport indra)"

Indra tetap diam. Dan hanya mengangguk. Air matanya tak henti-henti menetes. Sepanjang jalan ... dan di saat ia tidur, ia pun mengigau memanggil-manggil ibunya. Dan disaat ia terbangun ia kembali meneteskan air mata. Seolah-olah tidak percaya dengan kenyataan. Wanita yang paling di cintainya. Telah berpulang.

Mobil yang berangkat dari Tangerang ada 5 mobil. Semua adalah teman indra di tangerang dan keluarga sarif yang telah menganggap indra seperti anaknya sendiri. Sekitar pukul 7 pagi mereka baru sampai di kampung indra di Palembang.

Indra seakan tak percaya, matanya bengkak. Setelah menahan air mata. Mencoba tegar di depan keluarga besarnya. Semua tak terbendung lagi di saat mobil memasuki pekarangan rumah indra. Bangsal yang telah berdiri di penuhi banyak pelayat. Banyak juga orang-orang yang lalu lalang mempersiapkan makanan buat takziah. Di saat indra turun,  kakaknya menyambut dan langsung memeluknya. Mereka menangis.

 "Ndra. Kamu harus kuat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun